Bandar Lampung – Berbicara tentang kreativitas pemuda Lampung memang tidak ada habisnya, salah satunya ada lima pemuda kreatif yang mampu menyulap minyak jelantah menjadi sebuah sabun yang eco-friendly.
Buntah namanya, atau singkatan dari Sabun Minyak Jelantah dimana Buntah merupakan produk yang diinisiasi oleh pemuda-pemudi Lampung, dan terbentuk dari kegiatan Lampung Youth Marine Debris Summit 2.0 yang dilaksanakan oleh komunitas @gajahlahkebersihan.id.
Buntah adalah daur ulang limbah minyak jelantah yang menjadi sabun dengan berbagai bentuk yang dapat custom made. Produk buntah ini selain memiliki daya cleanser juga memiliki estetika dalam hal bentuk, warna, dan aroma yang dapat disesuaikan dengan minat konsumen.

Aspek pembeda dari produk Buntah adalah dalam aspek sustainablity (berkelanjutan) yang menjadikan limbah rumah tangga berupa minyak jelantah menjadi sebuah produk bernilai jual. Aspek sustainable tersebut pula menjadikan produk ini ramah lingkungan atau eco-friendly.
Bukan hanya untuk sekedar sabun mandi, produk multifungsi karena bisa dapat digunakan diberbagai kegiatan rumah tangga seperti mencuci tangan, piring, dan perabotan.
Produk ini dinahkodai oleh pemuda-pemudi di Lampung yang merupakan mahasiswa/i yaitu di antaranya:
1. Tria Fadilla- Sosiologi- Universitas Lampung
2. Muhammad Rian Hidayat (Biologi- Universitas Lampung)
3. Rianti Dewi (Penyuluhan Pertanian -Universitas Lampung)
4. Izzah Safina An-Najjah (Agronomi dan Hortikultura-Universitas Lampung)
5. Afandi Radefa (Bimbingan Konseling Pendidikan Islam-UIN Raden Intan Lampung)
Berawal dari sebuah kegiatan yang berkaitan dengan eco-entrepreneurship, mereka berkomitmen untuk bergerak dan berkontribusi untuk memajukan karyanya dalam aspek produksi ramah lingkungan tentunya.

Buntah ini dihargai sebesar Rp 8.000 – Rp 10.000, tergantung bentuk dan ukuran sesuai kemauan konsumen.
Mereka belum memiliki outlet/toko namun bisa memesan online dengan sistem pre-order yang dapat dihubungi melalui Instagram: @buntah.id atau bisa melalui WhatsApp : 0857-6703-2974 (Izzah Saffina).
Izzah Saffina salah satu penggagas Buntah berharap produk mereka menjadi salah satu produk yang menginspirasi banyak masyarakat dan sebagai upaya mengurangi pencemaran lingkungan.
Kelima pemuda tersebut sadar bahwa manusia butuh makan setiap harinya, dan tidak sedikit menggunakan minyak goreng sebagai upaya dalam penyediaan makanan. Dari situ mereka memberikan perhatian lebih untuk pengelolaan limbah minyak jelantah melalui kegiatan pembuatan produk yang memiliki nilai jual, yaitu buntah.
Colaborator
Penulis Artikel: Muhammad Ickwan
Editor: M Adita Putra
Discussion about this post