Puisi merupakan salah satu hasil karya sastra tertulis. Puisi diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sajak yang bahasanya terikat dengan irama. Mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Biasanya puisi berisi ungkapan langsung dari penulis mengenai emosi, pengalaman maupun kesan yang dituliskan dengan bahasa yang baik dan berima agar enak dibaca.
Lampung merupakan daerah yang masih kental dengan nilai kesusastraan khususnya pada kegiatan upacara adat. Puisi Lampung biasanya menggunakan rima dengan pola ABAB meskipun ada yang AAAA. Dalam satu larik terdiri dari suku kata, variasi lain ada yang berjumlah 4 sampai 100 suku kata, setiap satu bait pada umumnya memiliki 4 baris.
A. Effendi Sanusi (1996) menyatakan terdapat 5 bentuk puisi Lampung. Puisi ini dibedakan berdasarkan fungsi mereka masing-masing. Bentuk puisi juga memiliki beragam nama tergantung dialeknya. Yuk sekelik simak dibawah ini adalah jenis puisi Lampung:
Paradinei / Paghadini
Paradinei/paghadini adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Puisi ini biasanya diucapkan oleh juru bicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi.
Contoh Paradinei dikutip dari wikipedia:
Dari pihak yang datang:
Penano cawono pun, tabik ngalimpuro.
Sikam jo keno kayun, tiyan sai tuho rajo.
Ki cawo salah susun, maklum kurang biaso.
Kesimpulan dari perkataan saya, permisi kepada yang terhormat
kami ini mendapatkan perintah,mereka yang dituakan
jika ada salah kata, mohon maklum karena belum terbiasa.
Dari pihak yang didatangi:
Sikam nuppang betanyo, jamo metei sango iringan.
Metei jo anjak kedo, nyo maksud dan tujuan?
Mak dapek lajeu di jo, ki mak jelas lapahan.
Kami mau bertanya, dengan kalian beserta iringan
kalian ini kemari, maksud dan tujuannya apa?
tidak dapat terus disini,jika tidak jelas tujuan.
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah hasil dari kebudayaan Lampung berbentuk sastra lisan. Pepaccur ini sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat Lampung pepadun. Biasanya pepaccur digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara juluk adek/adok (pemberian gelar).
Sudah menjadi adat masyarakat Lampung, bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Kerangka pepaccur terdiri atas bait pembuka, isi, dan penutup. Bait isi biasanya berupa nasihat.
Berikut dibawah ini contoh pepaccur dikutip dari Ratnaningsih dan Irawan (2018:5) dalam Jurnal Elsa, Volume 16, Nomor 2, September 2018.
Pertamo, beribadah
Sembayang wakteu limo
Dang sappai ketinggalan
Kiri munih Fatihah
Tehadep sai kak meno
Kapak sai lagei tengan
Pertama, beribadah
Sembahyang lima waktu
Jangan sampai ditinggalkan
Kirim pula fatimah
Untuk yang telah meninggal
Maupun yang masih hidup
Pattun/Segata/Adi-Adi
Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah damagh, dan kedayek. Pattun biasanya berisi ungkapan perasaan, harapan, pujian, atau humor. Digunakan sebagai ungkapan perasaan muda mudi berkasih dan cinta. Umumnya Pattun sama hal nya seperti pantun yang kita kenal dalam Bahasa Indonesia. terdiri dari 4 sampai 6 baris.
Ringget/Pisaan
Ringget/pisaan, juga dikenal dengan nama dadi/ highing-highing/ wayak/ ngehahaddo/ hahiwang dalam dialek A atau O. Ringget adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara muda-mudi (seperti nyambai, miyah damagh, dan kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai.
Ringget tidak hanya mengacu pada legenda tetapi bisa menyesuaikan dengan apa yang terjadi di masa kini. Ringget juga bisa digunakan sebagai ucapan keluhan, keinginan, serta rasa terima kasih yang disampaikan kepada pemimpin.
Bebandung
Bebandung merupakan salah satu karya sastra lisan lampung yang termasuk dalam karya puisi. Bebandung biasanya berisi mengenai petuah-petuah atau ajaran agama islam. Bebandung biasanya diungkapkan sebagai pelengkap acara cangget, tarian adat, pertemuan resmi. Bebandung terdiri dari sejumlah bait yang memiliki sajak dengan pola tidak tepat.
Contoh bebandung:
Ghukun iman
Percaya di Allah sina utama
Kaban malaikat gman peghlu ngeghti
Luhot ghosulni dang sampai lupo
Mangi
Sekelik kita perlu mengetahui bahwa Lampung merupakan daerah yang kaya akan karya sastra. Penggunaan karya sastra lisan masih digunakan pada setiap acara adat. Mari ketahui lebih banyak lagi budaya Lampung.
Sumber:
Sukmawati et al.2014. Pepaccur Pada Masyarakat Lampung Pepadun dan Kelayakannya Sebagai Materi Pembelajaran.Bandar Lampung.Jurnal FKIP Unila
Ratnaningsih,Irawan.2018.Kajian Struktural Lisan Pepaccur Masyarakat Lampung Pepadun dalam Proses Pengambilan Gelar Adat. Kotabumi: Jurnal Elsa Volume 16, No 2
Kebudayaan.kemendikbud.com
Wikipedia
Discussion about this post