Sebagai kesatuan masyarakat, terdapat lima falsafah hidup yang dipegang dengan teguh oleh masyarakat Lampung. Yang paling sering kita jumpai adalah Piil Pesenggiri. Mari kita mengenal lebih jauh!

Piil Pesenggiri merupakan falsafah yang berkaitan dengan kehormatan dan harga diri. Piil Pesenggiri mengajarkan seorang individu untuk senantiasa memiliki sikap pantang menyerah dalam mempertahankan harga diri dan martabatnya serta keluarganya.

Yang kedua ada Bejuluk Beadek, ini adalah prinsip tentang keberhasilan seseorang yang diperoleh dengan menjaga gelar adat yang melekat pada orang tersebut. Juluk berarti nama panggilan dan Adek berarti gelar. Masyarakat adat Lampung sangat menghargai gelar adat seseorang sehingga penting bagi mereka untuk menjaga gelar tersebut sebaik-baiknya dengan tidak melakukan perbuatan tercela.

Ketiga ada Nemui Nyimah, ini adalah prinsip penghargaan terhadap tamu atau pendatang. Nemui bermakna keterbukaan masyarakat adat Lampung dalam menerima tamu yang berkunjung ke wilayah mereka atau sebaliknya.

Yang keempat adalah Nengah Nyappur, falsafah ini merupakan prinsip pergaulan sebagai kelanjutan dari Nemui Nyimah. Nengah berarti bergaul ke tengah-tengah masyarakat, sementara Nyappur bermakna berbaur dengan masyarakat lain. Tujuan dari prinsip ini adalah untuk menjalin kerukunan dan kekeluargaan di tengah masyarakat.

Prinsip terakhir adalah Sakai Sambayan yang merupakan prinsip kerja sama dan tolong-menolong. Sesakai bermakna tolong-menolong dan Sesambaian bermakna bergotong-royong. Nilai kebersamaan ini biasanya tercermin dalam pelaksanaan upacara adat atau ketika musim panen tiba.

5 Falsafah ini sangat penting untuk diterapkan sebagai tanda kebanggan kita sebagai masyarakat Lampung. Falsafah mana nih yang paling mencerminkan dirimu, sekelik?
Colaborator
Penulis Artikel: Ahmad Yusril
Editor: M Adita Putra














Discussion about this post